Forum Pendidikan Kewarganegaraan Unila Gelar Webinar Kebangsaan

radarcom.id – Forum Pendidikan Kewarganegaraan (Fordika) Fkip Universitas Lampung menggelar Webinar Kebangsaan dengan tema mengukuhkan semangat kebangsaan di era adaptasi kebiasaan baru.

Webinar ini sebagai rangkaian penutupan Olimpiade PPKn tahun 2020. Agenda tersebut berlangsung pada Sabtu, 30 Oktober 2020 melalui aplikasi zoom dan streaming Youtube Fordika Unila.

banner 300600

Agenda webinar dimulai pukul 09.00 Wib hingga pukul 12.00 Wib, dengan dipandu oleh Amiza mahasiswa PPKn 2018. Peserta webinar mencapai 500 aplikasi zoom dan streaming youtube yang diikuti sekitar 2000 viewer, yang terdiri dari dosen, mahasiswa, guru, siswa dan masyarakat umum dari berbagai penjuru Indoensia.

Dr. Riswanti Rini, M.Si mewakili dekan FKIP Unila membuka acara Webinar, dan agenda webinar dilanjutkan dengan pemaparan materi yang diisi oleh Ir. Hamartoni Ahadis, M.Si kepala dinas Litbang lampung, Dr. Epin Saepudin, M.Pd, dosen ITB dan pakar Bela Negara, serta Hermi Yanzi, M.Pd, ketua program studi PPKn Unila.

Jalannya diskusi dipandu oleh moderator Teki Prasetyo Sulaksono, M.Pd, peserta sangat antusias dengan banyaknya pertanyaan yang ingin ditanyakan pada pemateri hingga akhir sesi diskusi.

“Paling banyak peserta menanyakan tentang bagaimana menanamkan nilai kebangsaan di masa pandemi covid-19, dan itu menjadi tantangan kita semua karena semua hal hampir dilakukan secara daring dan melalui media online,” tutur Teki dalam memandu diskusi.

Selepas sesi diskusi, acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah lomba Olimpiade terdiri dari beberapa kategori seperti orasi kebangsaan, esai, pidato, cover lagu nasional, dan video kreatif dengan jumlah sekitar 100 peserta.

Ahmad Rifa’i selaku ketua pelaksana Olimpiade mengucapkan terimakasih kepada para peserta dan selamat kepada para pemenang lomba.

 

Sementara Ahman Tosy selaku ketua umum Fordika berharap dengan adanya kegiatan Webinar ini untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan bisa turut andil dalam pembangunan bangsa di era adaptasi kebiasaan baru. (rls/Iis)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *