HTML Image as link Qries

BNPB Ingatkan Tiga Potensi Bencana Besar di Lampung

Letusan Gunung Anak Krakatau. © 2018 Youtube / photovolcanica

radarcom.id – Direktorat Pemetaan dan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut wilayah Lampung memiliki tiga potensi risiko yang dapat bencana bencana alam. Ketiga potensi itu yakni aktivitas Gunung Anak Krakatau, Sesar Sunda, dan sesar atau patahan aktif di darat.

Melansir merdeka.com, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih terjadi. Statusnya berada pada Level III atau Siaga.

banner 300600

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana Abdul Muhari menjelaskan, aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terakhir berasal dari tsunami Selat Sunda pada 2018. Total korban pada saat itu mencapai 430 jiwa.

Berdasarkan catatan sejarah, Krakatau pernah meletus pada 1883 dan kekuatan letusannya setara dengan empat kali lipat Tsar Bomba, yakni bom nuklir terkuat yang pernah diuji coba Rusia di Pasifik. Bom nuklir itu 3.000 kali lebih kuat dari bom atom yang pernah dilepas di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 1945.

Krakatau empat kali Tsar Bomba ini, jelas Abdul Muhari dalam keterangan tulis, Sabtu (20/3).

Letusan Krakatau pada masa itu menyebabkan lontaran material 41 kilometer kubik yang bisa membuat bukit buatan dengan ketinggian 300 meter.

Peristiwa tersebut juga gempa tsunami dengan ketinggian 9-36 meter. Lontaran sulfurnya mencapai lapisan stratosfer dan terbawa hingga wilayah Eropa sehingga menyebabkan perubahan iklim.

Potensi ancaman kedua adalah adanya Sesar Sunda yang berada di selatan Lampung dan Pulau Jawa bagian barat. Menurut hasil kajian Muhari bersama tim, segmen Sesar Sunda dapat melepaskan energi hingga 9 magnitudo.

Pemodelan yang dilakukan, pelepasan energi maksimal itu juga dapat menyebabkan gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 8-10 meter. “Ini pemanasan yang paling besar dari kemungkinan potensi energi yang ada. Tentunya ini bukan bersifat menakut-nakuti, tidak. Tetapi potensi itu ada dan kejadiannya di selatan Jawa bagian barat, mengalami pengulangan dengan bukti-bukti geologi yang ada,” jelas Muhari.

Maka untuk sesar yang dapat gempa gempa darat, Muhari menjelaskan bahwa ada beberapa sesar aktif yang dapat melepaskan energi dan gempa bumi dengan skala gempa bumi 6,9 7,3. The sesar tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yakni: Sesar Enggano, Kumering Selatan, Kumering Utara, Barumun, Ujung Kulon, Semangko Timur, Semangko Barat, Semangko Graben.

Menurut catatan Muhari, Sesar Semangko Barat diduga menjadi pemicu peristiwa gempa bumi Liwa yang kurang dari 196 jiwa menjadi korban dan lebih 2.000 lainnya mengalami luka-luka. “Semangko Barat itu segmen yang mungkin menjadi penggerak gempa Liwa yang terjadi pada 1994. Liwa termasuk aktif, dua kali 1993 dan 1994,” jelas Muhari.

Reporter: Yopi Makdori (Liputan6.com). (mdk / yan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *