radarcom.id – Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) mendorong bangkit kembalinya kegiatan pelestarian Adat dan Budaya Lampung. Serta komitmen mendorong kemajuan wisata Budaya Sai Bumi Ruwa Jurai.
Salah satu bukti momentum membangkitkan kegiatan pelestarian Adat dan Budaya Lampung adalah MPAL dibawah Kepemimpinan Ketua Umum MPAL H. Rycko Menoza SZP, MBA, Gelar Suttan Ratu Kaca Marga memberikan Gelar Adat atau Adok kepada Penjabat Gubernur Lampung Samsudin dan istri berlangsung di Mahan Agung Rumah Dinas Gubernur Lampung, Jl. Pangeran Diponegoro, Lungsir, Bandar Lampung, Minggu (2/2/2025).
Pj. Gubernur Lampung Samsudin mendapatkan Gelar Pangeran Sejati Mangku Dalom Praja dan sang istri Ny. Maidawati Retnoningsih bergelar Permaisuri Mulia Batin Kencana. Prosesi pemberian Adok sebelumnya, Pj Gubernur diawali diangkat sebagai saudara (Angkon Muakhi) oleh Ketua MPAL Rycko Menoza SZP gelar Sutan Ratu Kacamarga dan Keluarga Marga Balaw, Tiyuh Kedatun. Prosesi Angkon Muakhi berlangsung di Jl. Kaca Piring, Pahoman, Bandar Lampung pada 31 Januari 2025 lali.
Bergairah, Adat Budaya Lampung Bangkit Lagi
Prosesi Pemberian Adok di Mahan Agung pada (2/2/2025) berlangsung khidmat dan sakral. Diawali dengan iring-iringan Pj. Gubernur Lampung didampingi Ketua Umum MPAL Rycko Menoza SZP menaiki Kereta Kencana yang ditarik menggunakan Jeep Willys antik. Prosesi ini membangkitkan kembali kemeriahan prosesi Adat di Mahan Agung, setelah hampir beberapa tahun terhenti sejak Gubernur dijabat Arinal Djunaidi belakangan.
Praktis, Kereta Kencana terakhir dinaiki oleh Tamu Kehormatan Pemprov Lampung yakni dari Sultan Perak Malaysia, di era Gubernur Lampung Sjachroedin ZP pada 2014.
Sedangkan penggunaan Kereta Kencana muncul era Gubernur M. Ridho Ficardo pada saat Pawai Budaya yang digelar DPP Lampung Sai dan Pemprov Lampung memperingati Hari Guru Nasional pada 9 Desember 2018. Setelah itu, Kerta Kencana tak pernah terlihat lagi, baru ketika Penganugerahan Adok untuk Pj Gubernur Lampung Samsudin digelar di Mahan Agung pada (2/2/2025).
Digelarnya pemberian Adok ini menjadi momentum bangkit kembalinya kegiatan pelestarian Adat dan Budaya Lampung oleh MPAL dibawah Kepemimpinan Ketua Umum MPAL Rycko Menoza SZP. Pantauan di Mahan Agung pada Minggu (2/2/2025) masyarakat Adat pun menyambut antusias gelaran adat tersebut.
MPAL Gabungan Pepadun dan Sai Batin
Ketua Dewan Pakar MPAL Ansori Djausal mengatakan, mulanya Samsudin diberi gelar Pangeran Sejati dan Maidawati diberi gelar Pangeran Permaisuri dari Tiyuh Kedatun yang merupakan Lampung Pepadun.
“MPAL yang isinya Pepadun dan Saibatin, oleh karena itu disepakati agar gelarnya ditambah dan tidak dipisah,” kata Ansori Djausal yang juga sejak Sjachroedin ZP masih berpangkat Brigjen Polisi, sudah mendesain Menara Siger yang kemudian berhasil dibangun dan menjadi ikon kebanggaan Provinsi Lampung hingga saat ini.
Anshori Djausal Gelar Sutan Guru Sipahit Lidah menjelaskan, gelar Pangeran Sejati dan Pangeran Permaisuri diberikan oleh Pepadun. Sementara gelar tambahannya yakni Dalom Mangku Praja dan Batin Mulia Kencana berasal dari marga Balak Telukbetung yang merupakan Lampung Saibatin.
“Kami merasa pantas memberikan gelar itu kepada beliau karena walaupun menjabat sebentar sebagi Pj Gubernur Lampung tetapi telah berbuat banyak,” tutur Ansori Djausal.
Terus Lestarikan Adat dan Budaya Lampung
Tak hanya pemberian Adok, MPAL juga akan menggelar tradisi Belangiran atau Belangikhan yakni mandi di sungai dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan mendatang.
Belangiran merupakan tradisi turun-temurun yang diwariskan oleh nenek moyang Suku Lampung bertujuan untuk menyucikan diri.
“Kami akan terus melestarikan kebudayaan Lampung, salah satunya menggelar tradisi Belangiran ini rutin diadakan setiap tahun. Kita akan menggelarnya Februari ini menyambut bulan Suci Ramadhan,” kata Rycko Menoza SZP, Ketum MPAL yang juga Anggota Komisi VII DPR RI dari Partai Golkar ini. (rci/rci)