radarcom.id – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuka dua program studi baru yakni Rekayasa Kecerdasan Artifisial (RKA) dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Kedua prodi baru tersebut sebagai pengembangan dari prodi S1 Teknik Informatika di bawah Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS.
Kedua prodi baru ini membuka pendaftaran mulai 3 – 9 Juli 2023 melalui jalur seleksi mandiri gelombang II dengan kuota sebanyak 40 kursi untuk masing-masing prodi.
Melansir tempo.co, Kepala Departemen Teknik Informatika ITS Chastine Fatichahmengungkapkan, karena berada di bawah naungan Departemen Teknik Informatika, kedua prodi baru ini memanfaatkan fasilitas, sarana, dan prasarana yang sama di departemen tersebut.
“Laboratorium dan dosen yang akan menunjang pembelajaran nantinya juga sama dengan yang sudah ada sebelumnya di Teknik Informatika,” katanya dilansir dari situs ITS pada Selasa, 4 Juli 2023.
Chastine menjelaskan, prodi RKA dirancang untuk mempelajari teknik-teknik pengembangan sistem cara pemikiran, pembelajaran, dan adaptasi manusia. Berfokus pada prinsip Artificial Intelligence (AI), mahasiswa akan dibekali keterampilan untuk menciptakan solusi cerdas dan inovatif di berbagai industri.
“Lulusan prodi ini akan memiliki kompetensi dalam merancang, menganalisis, mengimplementasikan, dan menguji sistem AI yang efektif dan efisien,” terang Guru Besar Teknik Informatika ITS tersebut.
Sedangkan prodi RPL sendiri dirancang untuk mempelajari pengembangan perangkat lunak seperti berfokus pada desain, pengembangan, pengujian, manajemen proyek, dan pemeliharaan perangkat lunak, serta lingkungan pengembangan perangkat lunak terkini yaitu DevOps Development.
“Mahasiswa dirancang untuk dapat belajar dengan mengolaborasikan ide teknis bersama tim menggunakan adaptasi teknologi dan trend industri yang marak berkembang,” papar perempuan kelahiran Pasuruan tersebut.
Sekretaris Departemen Teknik Informatika ITS Ary Mazharuddin Shiddiqi mengatakan kedua prodi baru ini telah digadang-gadang sejak penghujung 2021. Maraknya perkembangan AI menunjukkan momentum yang tepat juga untuk mengembangkan program studi yang lebih spesifik.
Dirancang sesuai kebutuhan pasar di masa depan, kata Ary, kedua prodi tersebut menciptakan sumber daya manusia yang bertalenta secara spesifik.
“Meskipun pekerjaan di masa depan diefisiensikan oleh AI, tak menutup kemungkinan juga membuka lapangan pekerjaan baru,” tutur alumnus ITS tersebut.
Sebagai informasi, skema biaya yang diperlukan untuk mahasiswa prodi ini dibagi menjadi tiga kategori yakni Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP), Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI), dan Sumbangan Pengembangan Akademik (SPA).
Untuk SPP sendiri memerlukan biaya berkisar Rp 7,5 juta hingga Rp 12 juta per semester. Kemudian, SPI dibayarkan dengan nominal Rp 25 juta di tahun pertama kuliah. Terakhir, SPA dibayarkan Rp 5 juta tiap semesternya dan dibayarkan hingga semester 6.
Harapannnya, menurut Ary, program baru ITS ini tepat dan relevan dengan tuntutan industri di masa depan. (rci/rci)