radarcom.id – Gua Matu yang berada di Pekon Wai Sindi Hanuan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung menyimpan keindahan wisata religi.
Wisata Gua Matu memiliki banyak cerita menarik, di antaranya cerita mengenai 12 kerajaan alam gaib yang menghuni objek wisata Gua Matu tersebut.
Salah seorang pengurus atau juru kunci objek wisata Gua Matu, Makmur mengatakan, banyak wisatawan yang berkunjung dari luar kota hanya untuk menikmati keindahan dan wisata religi dari Gua Matu tersebut.
“Banyak juga wisatawan dari luar kota, seperti Bengkulu, Palembang, Aceh, bahkan dari Pulau Jawa hanya untuk menikmati keindahan dan wisata religi,” kata Makmur, saat diwawancarai di Gua Matu, Minggu (22/1).
Selanjutnya, dia menuturkan, Gua Matu pertama kali ditemukan pada zaman Penjajahan Inggris oleh nenek moyang dari masyarakat setempat.
“Gua Matu ini ditemukan pada jaman penjajahan Inggris oleh nenek moyang kami,” kata dia.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Gua Matu dihuni oleh 12 kerajaan gaib.
“Gua Matu ini menurut kepercayaan masyarakat kami dihuni oleh 12 kerajaan gaib, pemimpin besarnya yaitu tuyuk (buyut) dewa Pangeran Hiyang Kerajaan Matu, yang terbentang dari Pantai Manullah hingga Pantai Way Haru,” ujanya.
Tidak hanya keindahan wisata religi, Gua Matu juga dimanfaatkan warga untuk mengambil pupuk guano atau pupuk kotoran kelelawar.
Pupuk guano itu dimanfaatkan warga untuk memupuk tanaman, seperti cengkih, pepaya, jagung hingga tanaman padi.
Salah seorang yang mengambil pupuk guano, Subing warga Pekon Way Sindi mengatakan, masyarakat sekitar memanfaatkan kotoran kelelawar itu untuk pupuk, sudah berlangsung sejak lama.
“Kalau sepengetahuan kami mengambil pupuk di Gua Matu ini sudah dari nenek moyang kita dulu,” kata Subing dilansir dari Antara.
Namun, para pengunjung diingatkan jangan pernah bertindak ceroboh, dan untuk perempuan yang sedang datang bulan tidak disarankan untuk masuk ke dalam Gua Matu, demi keselamatan pengunjung itu sendiri. Karena sudah pernah terbukti beberapa pengunjung mengalami hal-hal di luar nalar karena mengabaikan imbauan tersebut. (ant/rci)