HTML Image as link Qries

Guru Agama Cabuli Murid, Hakim PN Tanjung Karang Jatuhkan Vonis Segini

Ilustrasi kasus pencabulan. ANTARA/Andre Angkawijaya
Ilustrasi kasus pencabulan. ANTARA/Andre Angkawijaya

radarcom.id – Kasus pencabulan yang dilakukan guru agama terhadap muridnya sendiri memasuki babak vonis di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjungkarang, Bandarlampung.

Majelis Hakim menjatuhkan vonis selama 10 tahun penjara kepada terdakwa Hafidz Mulky, guru agama yang menjadi terdakwa tersebut.

banner 300600

“Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa selama 10 tahun penjara,” kata Ketua Majelis Hakim Yusnawati dalam persidangan di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjungkarang, Bandarlampung, Rabu (15/6/2022) dikutip dari Antara.

Hakim selain memvonis hukuman bui, hakim juga menjatuhkan denda kepada terdakwa sebesar Rp100 juta subsider kurungan penjara selama 6 bulan.

“Jika terdakwa tidak bisa membayar denda maka diganti dengan kurungan penjara selama 6 bulan,” kata Yusnawati.

Dilanjutkan, putusan yang dijatuhkan kepada terdakwa telah sesuai dengan apa yang dilakukan terdakwa. Putusan yang telah dijatuhkan kepada terdakwa telah ditambah 1/3 lantaran terdakwa merupakan seorang guru saat melakukan perbuatannya.

Terdakwa dalam perkara tersebut dikenakan Pasal 81 ayat (1) UU RI No.17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas UU RI No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Usai membacakan putusan terdakwa, hakim kemudian memberikan kesempatan kepada terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk menyampaikan sikap terhadap vonis tersebut.

Sementara itu, terdakwa yang tak didampingi penasihat hukum kemudian menyampaikan bahwa dirinya menerima putusan yang telah dibacakan hakim.

“Saya menerima, Yang Mulia,” katanya.

Pada putusan tersebut, JPU Yetty Munira juga menyatakan menerima putusan yang dibacakan Majelis Hakim.

Pada sidang tuntutan sebelumnya, JPU menuntut hukuman kurungan penjara kepada terdakwa selama 12 tahun serta denda sebesar Rp100 juta subsider 6 bulan kurungan penjara.

Perbuatan terdakwa bermula pada tanggal 7 Maret 2022. Saat itu terdakwa mengintimidasi muridnya dengan cara mengancam melaporkan perbuatan (kenakalan) muridnya dan berdalih bisa dikeluarkan dari sekolah.

Murid tersebut tak berdaya dana dipaksa memenuhi nafsu terdakwa. Perbuatan bejat tersebut kembali dilakukan terdakwa pada tanggal 10 Maret 2022.

Tidak tahan dengan ulah terdakwa, pihak korban lalu melaporkan ke polisi sehingga terdakwa ditangkap Polresta Bandarlampung. (ant/rci)

 

Sumber: Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *