radarcom.id – Potensi limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan menjadi kemasan ramah lingkungan atau bioplastik. Tim PKM-RE Fakultas Pertanian, Universitas Lampung membuat suatu riset atau penelitian mengenai potensi limbah kulit singkong dari industri UMKM atau pabrik yang tidak termanfaatkan atau hanya dibuang begitu saja menjadi limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Limbah kulit singkong ini diinovasikan menjadi bioplastik karena kandungan patinya yang tinggi, hal ini disampaikan oleh mahasiswa tim PKM-RE yang terdiri dari 4 orang mahasiswa Unila Nana Juwita (THP 2018), Septin Eksamayora (THP 2018), Rian Adi Prayoga (Teknik Kimia 2017), dan Indah Nurul Assadiyah (TIP 2019) yang dibimbing oleh Bapak Esa Ghanim Fadhallah. S.Pi.,M.Si yang merupakan seorang dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Lampung.
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari pengumpulan bahan dan alat hingga pembuatan bioplastik di Laboratorium yang bertempat di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
Tim PKM-RE Fakultas Pertanian UNILA ini berhasil lolos pendanaan dari kemenristek dikti. Ide dari PKM-RE ini bersumber dari adanya isu lingkungan seperti dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik yang sulit terurai oleh lingkungan yang menyebabkan beberapa dampak seperti pemanasan global, pencemaran perairan dan menurunkan kesuburan tanah. Isu lingkungan yang sangat hangat diperbincangkan ini menjadi salah satu hal yang melatar belakangi munculnya gagasan atau ide pembuatan bioplastik.
Dijelaskan oleh Nana ide membuat bioplastik ini juga didasarkan karena adanya salah satu mata kuliah Teknologi Pati yang mengajarkan tentang pembuatan bioplastik dari pati.
“Kulit singkong ternyata masih memiliki kandungan pati yang tinggi pada penelitian tim PKM-RE Fakultas Pertanian UNILA yaitu sekitar 5,77 %. Pati hasil ekstraksi kulit singkong inilah yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioplastik,” ungkapnya.
Bioplastik ini dapat menjadi trobosan baru dan potensinya sangat baik jika dikembangkan dimasa mendatang karena bersifat lebih ramah lingkungan sehingga dapat menjaga kelestarian bumi. Selain itu bioplastik ini dibuat dengan memanfaatkan limbah kulit singkong yang produktivitasnya sangat tinggi dan mudah didapat di Lampung.
Kulit singkong umumnya dijadikan sebagai pakan ternak akan tetapi banyak sekali kulit singkong tidak termanfaatkan dan hanya menjadi limbah industri. Berdasarkan hal ini tercetuslah ide membuat bioplastik dari limbah kulit singkong dan karaginan rumput laut.
“Karaginan dalam pembuatan bioplastik berperan untuk meningkatkan sifat elastisitas dari bioplastik,” kata selaku ketua Tim PKM-RE FP Unila sekaligus Mahasiswi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Unila. (rls/Iis)