radarcom.id – Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk mendorong mahasiswa Indonesia untuk mempelajari, mengembangkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki dari yang telah dipelajarinya dalam perkuliahan kepada masyarakat dan komunitas yang lebih luas.
Manfaat PKM bagi mahasiswa antara lain meningkatkan kreativitas, mengasah menulis, menyampaikan dan mengungkapkan ide, mendapatkan pengalaman, serta mendapatkan pengakuan. Manfaat terbesar adalah membantu membangun Indonesia atau daerah setempat melalui kreativitas yang dimiliki. Salah satu jenis PKM ialah PKM-K, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) ialah program bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan berorientasi pada keuntungan siswa. Barang komersial yang dihasilkan siswa dapat berupa barang atau jasa.
Selain itu, merupakan salah satu modal dasar bagi mahasiswa untuk memulai usaha dan memasuki pasar. Dalam hal ini, pemain utama dalam berwirausaha adalah mahasiswa, bukan masyarakat atau mitra lainnya.
Tahun ini, Tim Mahasiswa Universitas Lampung lolos dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa PKM (2021) dan mendapat pendanaan Kemendikbud Dikti untuk melakukan sebuah penelitian dan kewirausahaan dalam kategori PKM-K (Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan).
Tim yang diketuai oleh Bella Amanda Iswahyudi dengan anggota yang terdiri dari Marza Yulia Herdina, Ditya Ananda Safira, Dzakiyyah Shoofina Jasmine Satria, dan Febrina Amelia Valentina. Adapun, Bu Anwika Utami Putri Djuardi, S.T.P., M. Si, sebagai dosen pembimbing yang turut membimbing tim mahasiwa dalam melakukan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini.
“Lampung dikenal memiliki warisan budaya yang telah melahirkan benda-benda yang bernilai tinggi, contohnya adalah tapis Lampung. Selain tapis Lampung, Lampung memiliki kue tradisional, yaitu buak tat. Sayangnya, buak tat belum banyak dikenal oleh masyarakat Lampung, terlebih lagi masyarakat luar daerah. Oleh karena itu, peluang untuk mengenalkan dan mempromosikan budaya Lampung melalui kue tradisional yang dipadukan dengan motif tapis Lampung sangat besar membuka pikiran tim yang diketuai oleh Bella Amanda untuk tergerak membuat suatu produk yang tidak hanya dapat mengenalkan dan mempromosikan budaya Lampung tetapi juga dapat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Bella Amanda.
Lanjutnya, diketahui dari Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, kasus anemia pada remaja putri sebesar 48,9 %, sedangkan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menujukkan sebesar 37,1 % remaja putri mengalami anemia.
Hal tersebut menunjukkan kenaikan angka anemia yang cukup besar yaitu 11,8 %. Tingginya angka anemia tersebut diantaranya disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung zat besi masih sangat rendah, kurangnya zat gizi yang membantu penyerapan zat besi, dan pola makan yang salah.
“Dalam penelitian didapatkan bahwa Moringa Powder atau tepung daun kelor merupakan bentuk diversifikasi pangan yang tinggi zat besi untuk pencegahan anemia. Kandungan gizi pada 100 g daun kelor, yaitu 5,1 g protein, 6-7 mg zat besi, 1,077 mg kalsium, dan 1,6 g lemak. Jika daun kelor diproses menjadi tepung, kandungan zat besinya meningkat menjadi 28,2 mg dalam 100 g tepung daun kelor. Hal ini membuat daun kelor menjadi pemasok zat besi terbanyak dari golongan sayuran,” ungkapnya.
Dalam rangka mengenalkan budaya Lampung kepada masyarakat, meningkatkan kreativitas serta keterampilan dalam kewirausahaan, serta mencegah kenaikan angka penyakit anemia sebagai upaya preventif sehingga tingkat kesehatan meningkat jika usaha pereventif berjalan dengan baik, Tim PKM-K Universitas Lampung berupaya untuk menciptakan produk inovatif yang dapat menurunkan angka kenaikan anemia di Indonesia serta mengenalkan budaya lampung kepada masyarakat luas.
Terciptalah produk kewirausahaan yang dibuat yaitu inovasi makanan berupa kue tradisional Lampung yang diberi nama Sweetat. Sweetat adalah inovasi kue buak tat bermotif tapis Lampung dengan Moringa Powder atau tepung daun kelor. Moringa Powder yang tinggi zat besi sehingga dapat menjadi upaya pencegahan anemia. Inovasi kue buak tat yang bernama Sweetat ini merupakan upaya mengenalkan, melestarikan, dan mempromosikan budaya Lampung, yaitu kue tradisional Lampung dengan motif tapis Lampung yang menyehatkan dan dapat bersaing di pasaran.
“Diharapkan produk Sweetat yang memanfaatkan kandungan dalam Moringa Powder dapat turut adil dalam membantu usaha preventif pencegahaan anemia di Indonesia, serta mengenalkan kebudayaan daerah dalam bentuk inovasi kue tradisional Lampung yang dipadukan dengan motif tapis Lampung untuk mempromosikan budaya Lampung kepada masyarakat luas,” pungkasnya. (rci/rci)