HTML Image as link Qries

Stadium General Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2020 Dibuka Dirjen KSDAE

radarcom.id – Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional merupakan salah satu hari besar dalam dunia konservasi yang diperingati setiap tanggal 5 November. Tujuan diperingatinya hari tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait urgensi dalam pelestarian puspa dan satwa nasional.

Seperti yang kita tau bahwa indonesia merupakan negara mega biodiversity selain Brazil dan Kongo yang artinya indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, mulai dari ekosistem, jenis dan genetika.

banner 300600

Dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional tahun 2020, Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) Universitas Lampung mengadakan Stadium General yang bertemakan “TIME FOR NATURE, Ambisi atau Ironi?” Tema tersebut menggambarkan kondisi keanekaragaman hayati di masa pandemi.

Apakah sesuai ambisi? yakni kondisinya semakin baik karena pembatasan aktivitas manusia yang akhirnya memberi waktu untuk alam memperbaiki dirinya atau malah menjadi ironi? yang pada kenyataannya kondisi keanekaragaman hayati semakin buruk karena ilegal logging dan pemburuan satwa liar.

“Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) merupakan acara nasional tahunan yang diadakan oleh Himasylva, dimana tahun ini perayaan tersebut diadakan secara online karena kondisi pandemi covid-19 yang menimpa kita. Oleh karena itu HCPSN tahun ini mengusung tema terkait kondisi pandemi. Harapannya dengan diadakan kegiatan Stadium General ini dapat meningkatkan kepedulian, perlindungan, dan pelestarian puspa dan satwa nasional serta mengingatkan kita akan melimpahnya keanekaragaman hayati di Indonesia di masa pandemi covid-19,” ujar Dewi Rafika selaku ketua pelaksana Stadium General.

Acara Stadium General yang diadakan pada hari Minggu, 8 November 2020 pukul 08.00 WIB berlangsung menarik karena dibuka oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Ir. Wiratno, M.Si. dan diberi sambutan oleh Ketua Jurusan Kehutanan Universitas Lampung Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut., M. Si., Ketua Umum Himasylva Ahmad Rizaldi dan Ketua Pelaksana Dewi Rafika Sari.

Acara yang di selenggarakan melalui zoom meeting dan live streaming youtube ini berhasil menarik 306 peserta yang pendaftar yang berasal dari berbagai macam instansi antara lain UPTD. KPH kulawi Sulteng, Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi KPHP Kerinci Unit I, WCS-IP, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar serta berbagai macam Universitas di Indonesia.

“Gerakan muda harus mengetahui personal calling, membangun personal branding yang pro lingkungan, berupaya membangun networking, dan menjadi trend setter,” pesan Dirjen KSDAE, Ir. Wiratno M.Sc. saat membuka acara.

Materi yang diberikan mengenai gambaran umum kondisi hutan dan permasalahannya, perlindungan keanekaragaman hayati, dampak kondisi sosial ekonomi masyarakat terhadap perlindungan hutan, dan kebijakan terhadap pengelolaan kawasan hutan dan keanekaragaman hayati di Provinsi Lampung yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Ir. Yanyan Ruchyansyah, M. Si. dalam bentuk video  dan pemaparan materi dilanjutkan oleh M.D. Wicaksono, S.Hut., M. Agr. IPM selaku Kepala Bidang Pengelolaan DAS dan RHL Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.

Materi kedua yakni mengenai gambaran pengelolaan, permasalahan pengelolaan dan upaya konservasi keanekaragaman hayati pada masa pandemi yang disampaikan oleh Marsya Cristyanti Sibarani, M. Cons. Sc. selaku koordinator edukasi di Tambora Muda Indonesia yang merupakan salah satu organisasi yang bergerak dibidang konservasi.

Pemaparan materi berlangsung menarik dengan adanya photo challenge dan doorprize yang membuat peserta menjadi lebih semangat dan interaktif dalam berdiskusi.

“Harapannya dengan mengadakan Studium General ini akan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan, hambatan dan permasalahan dalam pengelolaan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati. Selain itu juga diharapkan generasi milenial dapat bangga akan melimpahnya keanekaragaman hayati  sehingga timbul kesadaran akan perannya terhadap pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia,” ungkap Dewi Rafika. (rls/Iis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *