HTML Image as link Qries

Kondisi Miris PAUD Miftahul Huda Pesawaran, Siswa Terpaksa Sakit Dada Karena Menulis Tengkurap Tak Ada Bangku

Bangunan PAUD Miftahul Huda yang membutuhkan bangku dan kursi untuk belajar siswa. Foto Istimewa

radarcom.id — Sarana pendidikan di Kabupaten Pesawaran masih banyak yang belum diperhatikan. Salah satunya potret miris  Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Miftahul Huda, berlokasi di Dusun Sinar Tiga, Desa Harapan Jaya, Kabupaten Pesawaran.

PAUD ini membutuhkan perlengkapan meja dan kursi untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

banner 300600

Kepala Dusun (Kadus) Sinar Tiga, Desa Harapan Jaya, Kabupaten Pesawaran, Kusyanto menjelaskan belasan murid di PAUD TBA ini membutuhkan meja dan kursi agar kegiatan proses belajar mengajar bisa berjalan maksimal.

“Seluruh murid di sini terpaksa duduk di lantai tanpa alas untuk menerima pelajaran dari guru mereka. Paud ini telah berdiri sejak tahun 2012 lalu, bermula keinginan besar warga setempat untuk mendirikan sendiri, tidak bergabung dengan dusun sebelah,” ungkapnya.

Lanjutnya, mengingat anak-anak mau belajar dan mengaji, lanjut dia, maka masyarakat untuk gotong-royong dan swadaya seadanya. “Jika harus ke dusun sebelah, kasihan mas, terlalu jauh lokasinya,” jelasnya.

Dengan kondisi bangunan yang tidak memungkinkan, sejak tiga tahun terakhir, PAUD Miftahul Huda menggunakan salah satu bangunan yang ada di belakang Masjid Al-Fatimah. Lokasinya tidak jauh dari bangunan PAUD yang lama.

“PAUD ini sudah berdiri selama tiga tahunan belakang dengan keadaan masih menumpang. Yang paling memprihatinkan adalah belasan murid yang tidak memiliki meja dan kursi itu terpaksa menulis sambil tengkurap di lantai tanpa alas sehingga mereka tidak bisa menulis dengan baik,” kata Kusyanto, Senin (27/04/2020).

Salah seorang murid Galih Ramadhan mengatakan, dirinya bersama teman-temannya sering tidak bisa konsentrasi menerima pelajaran karena kondisi belajar yang dijalani.

“Saya bersama teman-teman sering sakit bagian dada dan pinggang karena selalu menulis sambil tengkurap di lantai tanpa alas,” ucap anak polos tersebut.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Dusun Sinar Tiga, Bahrudin mengatakan kondisi bangunan Paud lama yang memprihatinkan dan tidak layak untuk dipergunakan kegiatan belajar mengajar. Saat ini dengan kondisi gedung yang tidak memungkinkan ya sementara ini dipergunakan untuk gudang menyimpan alat-alat musik, berupa gamelan,” ungkapnya.

Bahrudin berharap agar ada pihak yang segera membantu menyediakan peralatan meja dan kursi agar semua murid bisa lebih baik lagi menerima pelajaran dari guru sehingga prestasi pun bisa meningkat.

“PAUD sekarang masih menumpang di lokasi masjid. Kami juga telah mengajukan ke dinas pendidikan setempat untuk pembangunan Paud, ya untuk proposal sudah diusulin, tapi realisasinya hingga kini belum ada,” pungkas Bahrudin. (rls/hen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *