HTML Image as link Qries

Ketum KONI Lampung: ToT Talent Scouting Bagian dari Dua Program Besar KONI Lampung

Foto Istimewa

radarcom.id – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung, menegaskan bahwa Training of Trainer (ToT) Talent Scouting merupakan bagian dari dua agenda besar yang terprogram pasca dilantik kepengurusan baru.

“Kegiatan ini, memang program kerja KONI Lampung. Ada dua agenda besar sejak di lantik. Yaitu, PON 2020 Papua, Training of Trainer (ToT) Talent Scouting yang digelar Binpres,” kata Ketua Umum KONI Lampung, M Yusuf Barusman.

banner 300600

Saat memberikan arahan kepada peserta Talent Scouting Lampung Selatan, Rabu (27/11/2019).

Rektor UBL tersebut menjelaskan, untuk PON Papua 2020, berdasarakan laporan yang diterima dari Binpres. Tercatat, 143 atlet sudah dinyatakan lolos PON dan saat ini sedang dalam pembinaan di masing-masing cabornya.

“Target kita adalah 10 besar di PON, tapi semua itu harus dilakukan terencana, sistematis, dan terprogram. Oleh karena itu,semua pihak dan seluruh pengurus olahraga, satu padukan untuk menyongsong PON,” tegasnya.

Sementara, kata Yusuf, untuk Training of Trainer (ToT) Talent Scouting sendiri, dilakukan merujuk dari cabang – cabang olahraga sebelumnya yang minim akan pembinaan atlet di level usia dini terlebih atlet berbakat. Oleh karena itu, pihaknya meminta dan mendukung agenda yang digelar Binpres. Dengan target mencari atlet berbakat usia dini, untuk dipersiapkan berbicara di 2024 dan 2028.

“ToT Talent Scouting ini, tujuan utamanya adalah bukan hanya berbicara untuk Lampung, tapi nasional. Jadi, talen ini harus dilakukan apapun terjadi, kalau tidak maka kita tidak akan berbicara di dunia. Harus dilakukan kita semua, dan bersama-sama. Karena KONI adalah organisasi yang mewadahi atlet prestasi,” tegasnya.

Selain itu, Yusuf pun mengaku untuk ToT Talent Scouting tidak semua daerah melakukannya. Oleh karena itu, teman-teman guru olahraga semua patut bersyukur.

“ToT ini tidak semua dilakukan oleh semua provinsi. Dan disini kita akan buat sejarah. Karena jelas, tradisi prestasi di level dunia, merupakan buah pembinaan atlet dari usia dini,” tegasnya. (rls/Iis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *