HTML Image as link Qries

Rangkul Seluruh Pihak Terkait, Bulog Jaga Kedaulatan Pangan dengan Stabilisasi Harga

Foto Istimewa

radarcom.id — Regional CEO Perum Bulog Wilayah Lampung menggelar press conference dalam rangka menjaga kedaulatan pangan dengan stabilisasi harga, berlangsung di Batiqa Hotel Lampung, Rabu (23/10/2019).

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Lampung Faisal menjelaskan sesuai dengan Perpres no.48 Tahun 2016 Perum Bulog menjalankan penugasan dari pemerintah dalam rangka ketahanan pangan nasional. Yang meliputi ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi harga.

banner 300600

Menjalankan penugasan dalam rangka ketersediaan, di tahun 2019 Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung telah melaksanakan penyerapan hasil petani lokal sesuai dengan Inpres No.5 Tahun 2015 sebanyak 51.198 ton beras atau 50,15 persen (per tanggal 22 Oktober 2019) dari target penyerapan yang ditetapkan sebesar 102.079 ton.

Saat ini, Bulog masih terus melaksanakan pengadaan selama masih terdapat panen. Lampung adalah sebagai salah satu daerah penyangga stok beras di Sumatera, melalui Bulog telah melakukan pemerataan stok melalui move ke berbagai daerah, yakni Sumatera Barat, Jambi, Riau dan
Bengkulu.

Sepanjang tahun 2019 ini Perum Bulog melanjutkan pelaksanaan kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) sesuai dengan Surat Menteri Perdagangan nomor 718/M-DAG/SD/7/2019 tanggal 8 Juli 2019. Menghadapi akhir tahun dengan ritme kenaikan harga, Perum BULOG Kantor Wilayah Lampung telah siap dengan ketahanan stok yang aman untuk 1 tahun lebih, yang tersebar di dua belas gudang milik Bulog yang dapat menjangkau 15 Kota/Kabupaten se-Lampung.

Melaksanakan intervensi pasar dengan memenuhi stok beras melalui kegiatan KPSH, yang telah mencapai angka 17.651 ton beras. Dibandingkan dengan tahun 2018, capaian KPSH di tanggal 22 Oktober 2019 tersebut meningkat 17,24% dari total KPSH di tahun 2018 sebesar 15.056 ton beras. Berdasarkan informasi dari BPS di High Level Meeting TPID di Bank Indonesia, di bulan Agustus dan September 2019 komoditi beras berhasil tertahan dan tergolong stabil.

Harga beras yang stabil juga merupakan hasil dari kegiatan KPSH yang secara massive dilaksanakan oleh Bulog bekerjasama dengan Pemda dan Satgas Pangan secara terus menerus. Melalui berbagai saluran mulai dari Distributor, Pedagang di Pasar, TPK, RPK ataupun langsung kepada masyarakat sebagai konsumen akhir. Saat ini, Sahabat RPK telah mencapai 1.609 RPK tersebar di 15 Kabupaten/Kota, dan terdapat 15 TPK di berbagai pasar wilayah Lampung.

Kedua mitra Bulog tersebut, (RPK dan TPK) ikut serta menjaga stabilisasi harga dengan berperan sebagai penyalur beras KPSH, dan komoditi lainnya seperti gula, minyak goreng, tepung terigu, telur dan komoditi pangan lainnya. Sehingga, pasokan komoditi pangan tidak hanya tersedia dengan harga stabil di bawah HET, namun juga dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat secara luas.

Perum Bulog telah menyelesaikan 100% penugasan penyaluran Bansos Rastra untuk Lampung dengan alokasi penyaluran sampai dengan Mei 2019 dengan total penyaluran bansos Rastra sejumlah 18.539 ton. Saat ini, Bansos Rastra untuk 15 kota/kabupaten telah beralih seluruhnya ke program BPNT. Gubernur Lampung memberikan dukungan penuh kepada Bulog untuk melaksanakan program BPNT dengan menggunakan beras pengadaan Bulog yang saat ini telah mencapai 1.543 ton beras.

Dukungan terhadap Bulog tersebut dituangkan dalam bentuk surat kepada Menteri Sosial Republik Indonesia serta Bupati/Walikota se-Lampung. Dukungan penggunaan beras pengadaan dalam pelaksanaan BPNT secara tidak langsung merupakan dukungan kepada petani lokal Lampung. Bahkan Gubernur optimis menawarkan beras hasil tani lokal Lampung kepada Gubernur se-Sumatera dalam rangka pemenuhan kebutuhan beras.

Para petani lokal akan terdorong semangatnya untuk terus meningkatkan produksi hasil pertanian, karena hasil pertanian tersebut akan diserap oleh Bulog sesuai ketentuan. Alur penyerapan dan penggunaan beras hasil pengadaan Bulog ini akan menjaga ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi harga sehingga bentuk ketahanan pangan nasional akan terwujud. (hen/rci)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *