radarcom.id – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengungkap kunci kemajuan negaranya.
Mahathir mengatakan sikap toleran yang dipraktekkan semua warga Malaysia menjadi kunci pembangunan dan kedamaian di negara multietnis, yang didominasi etnis Melayu ini. Etnis Cina dan India menempati urutan kedua dan ketiga terbanyak di negara ini.
“Jumlah orang yang menghadiri Tahun Baru Imlek pada open house malam ini contohnya menjadi bukti bahwa hubungan baik di antara orang Malaysia tidak hanya pada level pemimpin tapi juga pada semua level masyarakat,” kata Mahathir seperti dilansir Malay Mail pada Minggu (17/2).
Mahathir mengatakan ini saat meluncurkan acara open house Tahun Baru Imlek 2019 di Dataran Centrio pada Ahad pekan lalu. Acara ini juga dihadiri istrinya Siti Hasmah Mohd Ali. Acara ini juga dihadiri Deputi PM Wan Azizah Wan Ismail, Menkeu Lim Guan Eng, Menteri Seni, Budaya dan Pariwisata Mohamaddin Ketapi.
Menurut Mahathir, meskipun Malaysia merupakan negara multietnis, tidak ada sikap bermusuhan terhadap satu sama lain. Namun, masyarakat terlihat bekerja sama dalam merayakan budaya dan festival agama yang lain.
“Merayakan festival agama atau budaya dari masyarakat lain tidak berarti kita mengubah agama kita. Faktanya, agama mengizinkan ini. Itu sebabnya kita bisa hidup damai dan harmoni dan negara kita terus berkembang,” kata dia.
Namun, Mahathir memberi contoh ada negara yang memiliki agama mayoritas namun tidak bisa hidup rukun meskipun hanya karena ada perbedaan kecil. “Jadi banyak terjadi serangan roket dan bom,” kata dia.
Mahathir mengatakan dia meminta masyarakat terus mempraktekkan persatuan dan toleransi ras dan antar-agama.
“Kita mendapatkan keuntungan sangat besar karena memiliki masyarakat yang multi-ras. Ini menjadi alasan kita menjadi Truly Asia. Dunia juga mengakui Malaysia sebagai Truly Asia,” kata dia.
Mahathir mengatakan kesejahteraan dan kedamaian yang dirasakan masyarakat saat ini membuat mereka bisa berkontribusi lebih banyak dalam pengembangan negara dan bergerak lebih cepat dibandingkan negara lain.
“Itu sebabnya mengapa Malaysia harus bersyukur bukan karena ada ras dan agama lain di negara ini tapi karena kita hidup damai dan harmoni dan membangun negara dengan cara kita,” kata dia seperti dikutip Tempo. (tmp/net/rci)