Ada Apa Dengan Unila?

H. Nizwar Affandi

Oleh: Nizwar Affandi
Presiden Mahasiswa Unila 1999-2000

Sejak empat hari yang lalu sampai kemarin pagi ketika masih di Jakarta saya dikirimi banyak sekali link berita oleh beberapa senior mantan Ketua Dewan Mahasiswa (Dema), Ketua Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) dan adik-adik mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila. Sebagai alumni kami memang biasa saling berkabar jika BEM Unila melakukan kegiatannya, apalagi jika itu dilakukan di luar kampus dan luar daerah.

banner 300600

Walaupun profesi kami sekarang beragam dan memiliki sikap serta pilihan politik yang berbeda satu sama lain, pengalaman dan kecintaan terhadap aktivitas kemahasiswaan Unila menjadi hub yang menjembatani keragaman dan perbedaan itu. Selama hampir dua dekade dengan pemahaman yang utuh tentang independensi mahasiswa, kami semua berkomitmen untuk tidak pernah mencampuri teman-teman BEM dalam memutuskan sebuah sikap apalagi menghalangi pilihan cara yg mereka tempuh untuk mengekspresikan sikap itu. Sekalipun sikap dan ekspresi itu cukup sering berseberangan dengan pilihan sikap politik salah satu atau salah dua di antara kami para pendahulunya.

Setelah pada minggu sebelumnya mendapatkan kabar yang membanggakan tentang terpilihnya Presiden BEM Unila menjadi koordinator BEM SI (Seluruh Indonesia) dan kehadirannya dalam beberapa dialog di TV Nasional, selama beberapa hari kemarin link berita yang saya terima justru menceritakan kejadian lain di dalam kampus Unila sendiri. BEM memimpin ribuan mahasiswa melakukan aksi terhadap Rektor yang dilakukan dengan menduduki Gedung Rektorat.

Bagi saya aksi ini menarik karena walaupun isunya bersifat sangat domestik terkait pola hubungan mahasiswa dengan manajemen kampus (rektorat dan dekanat), dari foto di media dan video yg beredar terlihat animo mahasiswa untuk mengikutinya cukup besar. Mungkin yang terbanyak dari sisi jumlah jika dihitung pasca keruntuhan Orde Baru. Bisa jadi hampir sama dengan aksi-aksi ketika menuntut Gus Dur mundur belasan tahun yang lalu. Apakah karena isu yang diangkat memang dirasakan menjadi kepentingan bersama atau karena rute longmarch-nya yang dekat tentu hanya mahasiswa Unila yang tahu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *